KeuanganNegara.id– Survey Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat penjualan eceran pada Juni 2019 merosot. Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2019 yang tercatat sebesar 233,6 atau turun 1,8 persen secara tahunan. Padahal, IPR bulan sebelumnya masih tumbuh 7,7 persen di angka 249,8.
“Penjualan eceran pada Juni 2019 menurun sejalan dengan kembali normalnya pola konsumsi masyarakat pasca bulan Ramadan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangannya di situs resmi BI, dikutip Kamis (8/8).
Onny mengungkapkan penurunan kinerja terutama terjadi pada penjualan eceran kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan kelompok barang budaya dan rekreasi.
Tercatat, IPR kelompok bahan bakar kendaraan bermotor turun 10,9 persen menjadi 76,1. Lalu, IPR kelompok barang budaya dan rekreasi kontraksi 8,8 persen menjadi 112,9.
Secara regional, penurunan penjualan eceran terjadi di sebagian besar kota yang disurvei BI. Beberapa diantaranya Semarang dengan IPR yang minus 12,4 persen, Medan (-12,2 persen), Bandung (-8,3 persen), dan Denpasar (-3,3 persen).
Pada Juli 2019, mereka memperkirakan kinerja penjualan eceran akan kembali tumbuh positif. Kondisi tersebut diindikasikan oleh (IPR) Juli yang diperkirakan tumbuh 2,3 persen secara tahunan menjadi dari 216 menjadi 221.
Peningkatan penjualan eceran pada Juli 2019 diperkirakan ditopang oleh kelompok suku cadang dan aksesori yang IPR-nya tumbuh 24 persen; perlengkapan rumah tangga lainnya (7,1 persen); dan makanan, minuman dan tembakau (1,5 persen).
Lebih lanjut, hasil survey juga mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang (September 2019) diramal akan menurun. Hal itu tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan mendatang sebesar 131,4 atau merosot dibandingkan dengan 138,3 pada bulan sebelumnya. (cnn)
Discussion about this post