KeuanganNegara.id- Perusahaan produsen kereta api Swiss Stadler Rail telah menandatangani perjanjian investasi dengan PT INKA dalam bentuk joint venture untuk membangun pabrik kereta api di Banyuwangi.
Perjanjian investasi tersebut ditandatangani oleh Executive Chairman Stadler Rail Peter Spuhler dan Presiden Direktur PT INKA Budi Noviantoro disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman D. Hadad di kantor pusat Stadler Rail di kota Bussnang, Swiss.
“Investasi ini sangat mendukung program pembangunan sarana transportasi di Indonesia, di mana volume penumpang kereta api terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,” ujar Menteri BUMN Rini Sumarno melalui keterangan tertulis KBRI Bern Den Haag seusai penandatanganan.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman D. Hadad mengatakan di samping mendapatkan investasi dan alih teknologi serta memenuhi kebutuhan kereta api di Indonesia, produksi perusahaan joint venture ini juga mempunyai peluang besar untuk diekspor ke negara lain.
“Ini adalah kesepakatan investasi Swiss yang pertama setelah penandatanganan Indonesia – EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) bulan Desember 2018,” ujar Muliaman.
Untuk tahap pertama, total nilai investasi akan mencapai USD 100 juta untuk memproduksi 125 gerbong per tahun yang selanjutnya akan ditingkatkan menjadi 1000 gerbang per tahun.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menjadi pembeli utama produksi perusahaan joint venture ini.
Pabrik akan dibangun di area seluas 83 hektar di kota Banyuwangi yang mempunyai pelabuhan laut sejauh 3 kilometer dari lokasi pabrik. Pembangunan pabrik diperkirakan akan selesai pada tahun 2020.
Menurut Muliaman, untuk mendukung pengembangan SDM guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri ini, Stadler Rail akan mendirikan sekolah vokasi perkeretaapian di Indonesia.
“Diharapkan kerjasama ini akan mendorong kerjasama investasi di sektor lainnya antara kedua negara,” ujar Muliaman.(msn)
Discussion about this post