[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Pemerintah tengah berupaya membawa Indonesia keluar dari tantangan pandemi covid-19. Upaya tersebut dilakukan agar ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh positif.
Menurut ekonom milenial PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) Rachel Elizabeth Hosanna, sekurang-kurangnya ada enam faktor yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1. Ketersediaan vaksin yang akan menentukan langkah dan pola pemulihan.
Pemerintah saat ini tengah mempercepat distribusi vaksin kepada masyarakat secara bertahap. Sebagaimana target pemerintah, vaksinasi kepada sekitar 181,5 juta penduduk Indonesia dilakukan dalam jangka waktu 15 bulan, sejak Januari 2021 hingga Maret 2022. Harapannya, dengan vaksin tersebut tercipta herd immunity dan ekonomi berangsur pulih.
2. Protokol kesehatan untuk ekonomi berkelanjutan.
Kegiatan ekonomi memang akan berlanjut dengan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Namun, ketentuan ini tidak menjadi halangan bagi pelaku ekonomi untuk tidak melakukan aktivitas ekonomi. Setahun lebih, pelaku ekonomi dan masyarakat telah belajar hidup berdampingan dengan covid-19.
“Pola kerja baru mulai tercipta dan pandemi mendorong pelaku ekonomi dan masyarakat untuk lebih memperhatikan faktor higienis dan keseimbangan lingkungan. Tentu saja, hal ini positif bagi ekonomi berkelanjutan kedepannya,” papar Rachel Kamis, 18 Februari 2021.
3. Ekonomi Indonesia bakal rebound dengan ditopang oleh usaha mikro kecil dan menengah.
UMKM merupakan segmen industri yang tangguh menghadapi pandemi. Industri ini dapat cepat beradaptasi dengan kondisi pandemi dan siap menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
4. Level kepercayaan diri yang positif di sektor keuangan.
Pada awal 2021, nilai tukar rupiah terus menunjukkan tren positif disebabkan oleh aliran masuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI).
Bank Indonesia (BI) akan terus melanjutkan kebijakan yang extraordinary untuk menjaga volatilitas nilai tukar Rupiah di level aman. Pada Senin (15/2) yang lalu, rupiah kokoh Rp13.973 dari dolar AS. Kebijakan suku bunga bakal terus dilanjutkan di level 3,75 persen hingga 2021 untuk memberikan kepastian jangka panjang.
5. Sentimen positif dari UU Cipta Kerja dan Program Strategis Nasional (PSN).
Investasi pada 2021 diperkirakan meningkat karena adanya Undang-Undang Cipta Kerja dan berlanjutnya PSN termasuk proyek infrastruktur. Selain infrastruktur, prioritas pembangunan nasional di 2021 juga akan difokuskan pada bidang kesehatan, pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, ketahanan pangan, perlindungan sosial, dan pariwisata.
6. Transformasi digital jasa keuangan di 2021.
Pandemi covid-19 telah mengakselerasi digitalisasi di sektor jasa keuangan seiring dengan bergesernya gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang semakin erat dengan penggunaan teknologi termasuk ekspektasi terhadap produk dan jasa keuangan.
“Dengan terus meningkatnya penetrasi internet dan digitalisasi di Indonesia, diperkirakan pada 2021 ini akan terus mendorong industri jasa keuangan untuk melakukan transformasi digital baik dari proses bisnis, distribution channel, maupun sampai dengan struktur kelembagaannya,” pungkas Rachel.(msn)
Discussion about this post