[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan ketidakpastian pasar keuangan global masih tetap tinggi. Hal itu dipicu oleh isu geopolitik seperti ketidakpastian Pemilu Amerika Serikat dan perundingan Brexit, serta ketegangan hubungan dagang AS-Cina.
“Perkembangan ini berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Walaupun demikian, Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia saat ini sedang membaik. Tren positif tersebut dipengaruhi besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju terutama Amerika Serikat (AS).
Selain itu, Ia menuturkan perbaikan juga didukung oleh pemulihan ekonomi Cina sebagai dampak dari besarnya stimulus fiskal dan berkurangnya penyebaran Covid-19. “Hal itu yang meningkatkan investasi di sektor manufaktur di tengah terbatasnya perbaikan ekonomi negara berkembang lainnya,” ujar Perry.
Dia menambahkan pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan beberapa indikator dini pada September 2020. Indikator itu seperti mobilitas masyarakat global, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur dan Jasa di beberapa negara, serta keyakinan konsumen di AS dan kawasan Eropa.
Ke depan, Bank Indonesia melihat berlanjutnya perbaikan ekonomi global didorong oleh berkurangnya penyebaran Covid-19, meningkatnya mobilitas masyarakat, dan berlanjutnya stimulus kebijakan. Perbaikan ekonomi global tersebut, Perry menilai, mendorong kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia sesuai prakiraan sebelumnya.
Discussion about this post