[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Setelah Bali dan Bintan, kini giliran pariwisata Yogyakarta yang terdampak wabah virus corona. Kepala Dinas Pariwisata DIY Yogyakarta Singgih Raharjo menerangkan dampak terlihat dari kunjungan wisatawan mancanegara yang mulai berkurang.
Terutama, setelah beberapa negara di Asia Tenggara menaikkan status travel warning dari kuning menjadi oranye, seperti Singapura.
“Ini berpengaruh terhadap lalu lintas para turis, termasuk Yogyakarta karena memiliki penerbangan langsung dari Singapura dan Malaysia,” terang dia.
Dampak lain, menurut Singgih, banyaknya pembatalan atau penundaan pemesanan kamar hotel di Yogyakarta.
Laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, penundaan dan pembatalan kamar hotel mencapai dua persen. Pembatalan atau penundaan itu berasal dari wisatawan asal China, dan beberapa negara Eropa dan Asia.
Memang, ia melanjutkan, dampak virus corona terhadap pariwisata Yogyakarta belum signifikan karena saat ini masih low season (sepi) periode Januari-Maret. Namun, kekhawatirannya jika dibiarkan berlarut akan berdampak lebih besar.
“Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Yogyakarta menyampaikan sudah ada yang membatalkan dan menjadwalkan ulang paket perjalanan wisata. Tidak banyak, tapi saya yakin itu pengaruhnya sudah ada,” kata Singgih.
Pada 2020, ia optimistis jumlah wisatawan mancanegara Yogyakarta mencapai lebih dari 500 ribu orang atau meningkat dari realisasi 2019 sebanyak 433 ribu wisman. “Dengan kondisi saat ini, target wisman 2020 tidak berubah. Tetap,” imbuh dia.
Ia berharap wisman maupun wisatawan domestik tidak ragu datang ke Yogyakarta karena sejumlah antisipasi sudah dilakukan. Di antaranya, mendirikan posko waspada corona bersama Angkasa Pura I di Terminal B Bandara Internasional Adisutjipto, DIY.
“Selain itu, pokdarwis (kelompok sadar wisata) di Yogyakarta juga sudah kami imbau untuk memberlakukan pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya.(cnn)
Discussion about this post