[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Perusahaan riset AlphaBeta mengatakan bahwa tengara kerjadigital Indonesia berpotensi menyumbang US$ 312 miliar (sekitar Rp 4,2 triliun) terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2030. Google pun mengungkap strateginya dalam mengembangkan tenaga kerja digital di Tanah Air bisa mewujudkan potensi tersebut.
“Kami yakin Indonesia bisa mewujudkan potensi (Rp 4,2 triliun) itu dengan cara meningkatkan kualitas tenaga kerja kita,” ujar Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf dalam konferensi pers di Jakarta.
Randy mengatakan, strategi perusahaan dalam mendorong tenaga kerja digital Indonesia yakni melalui inisiasi Grow with Google yaitu mengembangkan keterampilan, karir, dan peluang bisnis lewat sejumlah kegiatan dan program.
Pertama, organisasi filantropi Google yakni Google.org mendonasikan US$ 1 juta atau (Rp 13,7 miliar) ke organisasi edukasi nonprofit Bebras Indonesia untuk membantu pelaksanaan pelatihan keahlian berpikir komputasional bagi 22 ribu guru di 22 kota kecil dan besar.
Inisiasi yang dinamakan ‘Gerakan Pandai’ ini bakal dijalankan selama dua tahun untuk membantu 2 juta murid berpikir secara kritis dan memecahkan masalah sulit tanpa lewat menghafal.
Randy mengatakan, kemitraan yang yang mendalam antara pemerintah, kalangan industri, bisnis besar, wiraswasta serta para pendidik maupun organisasi nonprofit dapat menjadikan edukasi dan keterampilan sebagai titik pusat masa depan Indonesia.
“Kami yakin, inisiasi perubahan sistemis jangka panjang seperti ini bisa mengatasi kekurangan tenaga terampil digital,” ujar Randy.
Riset AlphaBeta juga mencatat, apabila pemerintah, kalangan bisnis, dan masyarakat mampu bekerja sama meningkatkan kualitas edukasi dan keterampilan digital pada 2030 maka bisa menyumbangkan sekitar 16% dari proyeksi PDB nasional.
Sebagai informasi, saat ini keterampilan digital Indonesia menyumbang Rp 908 triliun bagi perekonomian Indonesia atau sekitar 6% dari total PDB.
Ia mengatakan, Indonesia juga perlu membekali para guru dan murid dengan keahlian di bidang analisis kritis dan pemecahan masalah berupa keahlian berpikir komputasional. “Sehingga, nantinya mereka pun bisa beradaptasi terhadap perubahan ekonomi dan teknologi,” ujar Randy.
Selanjutnya, Randy melanjutkan, perusahaan memiliki program pelatihan Bangkit yang berfokus pada machine learning dan soft skill bersama Tokopedia, Traveloka, dan Gojek. Program ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja bagi startup dan perusahaan teknologi yang ada di Indonesia.
Lalu, ada pula program Gapura Digital yang bertujuan untuk membantu pemilik usaha kecil dalam mengembangkan keterampilan bisnis secara online. Kemudian, Women Will yang berfokus dalam menciptakan kesempatan ekonomi bagi perempuan lewat pemanfaatan teknologi serta memperluas koneksi dengan sesama wirausahawan melalui berbagai pelatihan dan kegiatan. (msn)
Discussion about this post