[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Moody’s, lembaga pemeringkat internasional, memprediksi perusahaan-perusahaan minyak akan menunda pembagian dividenkepada para pemegang saham. Hal itu dikarenakan anjloknya harga minyak mentah dunia beberapa hari terakhir ini.
Melalui keterangan resmi Moody’s, Rabu (11/3), langkah menunda pembagian dividen diambil karena arus kas perusahaan minyak diproyeksi seret.
Untuk mengantisipasi kondisi lebih parah, Moody’s menyarankan perusahaan minyak dan gas global untuk menjaga tata kelola likuiditas perusahaan pada tahun ini. Langkah ini sekaligus untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan akibat perpecahan Arab Saudi dengan Rusia.
Lebih lanjut Moody’s menilai ketidakstabilan harga akan menekan perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi ladang minyak. Hantaman akan memukul perusahaan yang membutuhkan pembiayaan kembali dalam 6 hingga 12 bulan.
Meski demikian, perubahan permintaan yang berefek pada pasokan minyak dunia dinilai tak akan memengaruhi fundamental jangka panjang perusahaan minyak.
Harga rata-rata minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperkirakan akan jatuh ke kisaran US$50 hingga US$70 per barel pada 2020.
“Pemulihan harga diperkirakan terjadi pada kuartal selanjutnya pada 2020, dengan asumsi pasar telah pulih dari virus corona. Realisasi harga minyak entah WTI juga akan turun dari US$57 di 2019,” ungkap Moody’s.
Harga minyak mentah dunia terjun bebas akibat perseteruan antara Arab Saudi dan Rusia pada 5-6 Maret lalu. Kedua negara penghasil minyak tersebut bersikeras ingin meningkatkan produksi minyak.
Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian besar, di mana lebih dari 1 juta kontrak minyak mentah AS diperdagangkan pada akhir pekan lalu. Di sisi lain, Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan fiskal untuk memangkas pajak.
Langkah itu boleh dibilang ampuh, mengingat harga minyak mentah dunia hari ini bangkit lebih dari 8 persen. Ini merupakan balik arah (rebound) terbesar dalam hampir 30 tahun terakhir.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik US$2,86 atau 8,32 persen ke posisi US$37,22 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka WTI untuk pengiriman April menguat US$3,23 atau 10,38 persen menjadi US$34,36 per barel. (cnn)
Discussion about this post