[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat nilai ekspor sepanjang Desember 2020 mencapai USD 16,54 miliar, naik 8,39 persen (month-to-month/mtm) dan 14,63 persen (year-on-year/yoy). Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan harga komoditas di pasar internasional.
“Banyak komoditas mengalami peningkatan harga,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.
Baca Juga: Impor Desember 2020 Naik 14 Persen, BPS Catat Pola Tak Biasa
Salah satunya adalah harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) yang mencapai posisi USD 47,78 per barel. Harga ini naik 17,48 persen mtm dan 28,9 persen yoy.
Kenaikan harga, kata Suhariyanto, juga terjadi pada dua komoditas andalan Indonesia. Pertama, ada batu bara yang mengalami kenaikan harga 28,93 persen mtm dan 25,5 persen yoy.
Kedua, ada Crude Palm Oil (CPO) yang naik 6,62 persen mtm dan 28,13 persen yoy. Tapi, Suhariyanto tidak merinci harga final kedua komoditas ini. Ia hanya menyebut kenaikan tersebut sangat berpengaruh besar pada nilai ekspor Desember 2020.
Tak hanya itu, Suhariyanto menyebut kenaikan juga masih terjadi pada komoditas lainnya. Mulai dari kernel, crude, tembaga, nikel, timah, hingga alumunium. Adapun penurunan harga terjadi pada emas yaitu minus 0,42 persen mtm, tapi masih naik 25,64 persen yoy.
Secara umum kenaikan nilai ekspor pada Desember 2020 ini lebih tinggi dari sebelumnya. Pada November 2020, kenaikan hanya mencapai 6,36 persen mtm dan 9,54 persen yoy. Pada Desember 2019 justru lebih rendah, yaitu 3,77 persen mtm dan 1,28 persen yoy.(msn)
Discussion about this post