Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Nasional

Kemampuan Investasi Serap Tenaga Kerja Kian Merosot

Keuangan Negara Indonesia by Keuangan Negara Indonesia
2019-11-11
in Nasional
Reading Time: 2 mins read
A A
0

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

KeuanganNegara.id-Kemampuan investasi menyerap tenaga kerja di Indonesia kian menurun. Hal itu disebabkan oleh peralihan investasi dari sektor manufaktur ke jasa.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang periode Januari-September 2019 pada sektor manufaktur sebesar Rp 147,3 triliun atau merosot 33,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp222,3 triliun.

Di saat yang sama, penyerapan tenaga kerja dari realisasi investasi kian melandai. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, serapan tenaga kerja tercatat 703,3 ribu orang atau susut 0,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 704,8 ribu orang.

“Investasi di sektor sekunder semakin ditinggalkan karena semakin tidak memberikan insentif bagi investor, justru sektor ini menyuguhkan banyak masalah,” ujar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus.
Ia merinci sejumlah permasalahan investasi sektor manufaktur antara lain persoalan lahan, ketenagakerjaan, biaya logistik, fiskal, hingga regulasi daerah.

Tak hanya itu, sambung Ahmad, investasi sektor sekunder di Indonesia juga tidak efisien. Dalam hal ini, untuk memproduksi 1 unit barang di Indonesia diperlukan lebih banyak modal, dibanding barang yang sama diproduksi di negara lain.

Padahal, sektor manufaktur merupakan sektor padat karya atau banyak menyerap tenaga kerja.

Di sisi lain, sambungnya, sektor perdagangan digital, fintech, transportasi online, dan platform digital lainnya semakin diserbu konsumen dengan pertumbuhan mencapai dua digit.

“Jelas investor tergiur investasi ke sektor-sektor tersier ini,” terangnya.

Laju investasi sektor tersier lebih dari dua kali lipat angka pertumbuhan nasional yang terjebak di kisaran 5 persen. Namun, sektor ini lebih kedap terhadap penyerapan tenaga kerja.

“Tumbuhnya sektor jasa di Indonesia bukan ditopang oleh industri yang kuat. ,” jelasnya.

Seharusnya, kemajuan sektor jasa ditopang oleh industri yang kuat dan disokong oleh Sumber Daya Manusia berkualitas.

Merosotnya daya serap investasi terhadap tenaga kerja membuat dampaknya dalam mendorong perekonomian tidak optimal.

Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini menilai hal itu terjadi karena absennya program induk pemerintah untuk mendorong sektor manufaktur, ekspor dan peningkatan sumber daya manusia.

Dalam hal ini, sejak 2012, kinerja pertumbuhan ekonomi kian menurun dari 6,5 persen menjadi ke kisaran 5 persen akibat merosotnya kinerja ekspor. Kondisi ini berlanjut hingga periode pertama pemerintahan Joko Widodo.

Seharusnya, ketika gejala tersebut muncul, pemerintah mengatasinya dengan penyesuaian struktural seperti era 1980-an yang cukup sukses.

“Pemerintah (Jokowi) gagal untuk menjalankannya pada periode pertama. Jika tetap dengan pola sebelumnya, maka saya khawatir investasi tetap seperti ini dan ekspor terus tertinggal dibandingkan Thailand, Vietnam, dan lain-lain,” jelasnya. (cnn)

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
Previous Post

Saudi Aramco Tawarkan Saham Perdana Mulai 17 November 2019

Next Post

Alokasikan Dana Piala Dunia U-20, APBD Surabaya Sah Rp10,3 T

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Alokasikan Dana Piala Dunia U-20, APBD Surabaya Sah Rp10,3 T

Discussion about this post

Stay Connected

Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest

jats

2024-04-29

january effect

2024-04-29

joint venture

2024-04-29

jibor

2024-04-29

Recent News

jats

2024-04-29

january effect

2024-04-29

joint venture

2024-04-29

jibor

2024-04-29

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email redaksi@keuangannegara.id

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • a
  • Artikel
  • b
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • c
  • d
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • e
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • f
  • Finansial
  • g
  • h
  • Hot News
  • Hukum
  • i
  • Internasional
  • Investasi
  • j
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login

© 2017 Keuangan Negara