[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Peneliti ekonomi kelautan Suhana mengatakan kondisi kelautan dan perikanan Indonesia saat ini sedang tidak baik. Bahkan, secara ekonomi, sektor perikanan pada kuartal III 2020 mengalami resesi.
Menyitir Data Badan Pusat Statistik, Suhana mengatakan dalam dua triwulan berturut-turut, pertumbuhan ekonomi perikanan mengalami kontraksi. Pada triwulan II terkontraksi 0,36 persen dan triwulan III terkontraksi 1,03 persen.
“Ini merupakan kondisi terburuk dalam sejarah ekonomi perikanan. Ini perlu menjadi perhatian kita bersama,” ujar dia dalam acara Ngobrol Tempo.
Pada masa krisis 1997-1998, kata Suhana, perikanan menjadi salah satu sektor berjaya dan tahan krisis ekonomi. Tapi dalam satu tahun terakhir ini, ia melihat ekonomi perikanan justru mengalami kondisi yang buruk. “Ini mengalami resesi.”
Kondisi ini, menurut Suhana, juga dialami oleh para nelayan di lapangan. Hal itu tercermin dari nilai tukar nelayan yang pada triwulan kedua misalnya ada di bawah 100. Artinya pendapatan nelayan jauh lebih kecil dari pengeluaran yang harus dikeluarkan keluarga nelayan.
“Artinya besar pasak daripada tiang. Sudah terpuruk karena ekonomi juga alami resesi, pasti berdampak ke nelayan dan budidaya ikan,” kata Suhana.
Namun demikian, ia melihat nilai ekspor Indonesia secara umum naik. Walau, kalau dilihat secara detail beberapa negara tujuan ekspor alami penurunan. Misalnya saja ikan kerapu hidup yang diekspor ke Hong Kong turun 50-60 persen sampai triwulan III.
“Kita tertolong sama udang yang diekspor ke Amerika yang mengalami peningkatan. di triwulan III, ekspor kita tumbuh hampir 9 persen. Tapi itu secara global. Di satu sisi impor kita naik,” kata Suhana.(msn)
Discussion about this post