[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) menaksir potensi kehilangan pendapatan dari sisi aero sebesar Rp207 miliar pada periode Januari-Februari 2020. Hal itu tak lepas dari penyebaran virus corona.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menuturkan secara total terdapat 12.703 penerbangan yang dibatalkan dari 15 bandar udara (bandara) yang dikelola oleh AP I pada dua bulan tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11.680 merupakan penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional.
“Januari – Februari kalau kami hitung lost opportunity (potensi kehilangan pendapatan) dari beberapa penerbangan internasional maupun domestik dua bulan ini sekitar Rp207 miliar dan rata-rata per bulan sekitar sekitar Rp100 miliar,” katanya.
Sedangkan dari jumlah penerbangan, tercatat sebanyak 1,67 juta penumpang yang batal terbang. Detailnya, penumpang domestik 1,5 juta orang dan internasional 172 ribu orang.
“Dampaknya cukup signifikan, lost opportunity pendapatan kami sekitar Rp48 miliar, dan itu berpengaruh ke penerbangan lain,” imbuhnya.Ia menjelaskan pembatalan penerbangan domestik lebih banyak lantaran jumlah penumpang sedikit. Kondisi ini mencerminkan minat masyarakat melakukan perjalanan berkurang akibat merebaknya virus corona.
“Kalau tidak ada yang booking pihak airlines membatalkan penerbangan. Ditambah lagi Januari-Februari itu periode low season,” ucapnya.
Lebih lanjut, Faik mengatakan bandara dengan pembatalan penerbangan paling banyak yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Sebagai gambaran, sejak pemerintah menghentikan penerbangan dari China, terdapat 35 penerbangan dari China yang dibatalkan setiap hari.
Setiap penerbangan, kata dia, memuat sekitar 6.800 penumpang per hari. Karenanya, pembatalan penerbangan dari China di Bandara Ngurah Rai berdampak cukup signifikan.
Pembatalan penumpang paling banyak berasal dari Bandara Juanda, Surabaya. Namun, manajemen AP I tidak membeberkan datanya.
Faik menuturkan potensi penurunan pendapatan itu berasal dari sisi aero, sedangkan AP I belum menghitung potensi penurunan pendapatan dari sisi non aero. Pendapatan aero meliputi Passenger Service Charge (PSC), pembayaran jasa parkir pesawat, pembayaran jasa garbarata, dan lainnya.
Faik memprediksi penurunan pendapatan terus meningkat karena maskapai asing mulai menghentikan penerbangan mereka ke Indonesia. Sebaliknya, pemerintah memutuskan melarang turis dan pendatang masuk serta transit dari wilayah sumber penyebaran virus corona di Iran, Italia, dan Korea Selatan.
Kondisi itu diperburuk dengan larangan umroh sementara oleh Arab Saudi. Sebagaimana diketahui, Arab Saudi menghentikan layanan visa umrah ke sejumlah negara, termasuk Indonesia per Rabu (26/2) waktu setempat.
“Kebijakan pelarangan umroh ini berdampak sekali. Sekitar 90 penerbangan per bulan ke Arab Saudi lewat AP I. Mungkin dampak di Maret-April, penghentian umroh, akan dirasakan seluruh pelaku bisnis di industri aviasi,” ucapnya.(cnn)
Discussion about this post