[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,08% ke level Rp 14.200 per dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini. Rupiah turun tipis menjelang pengumuman kebijakan Bank Sentral AS, The Federa Reserve.
Mengutip Bloomberg, rupiah kian bergerak melemah hingga pukul 09.40 WIB ke Rp 14.217 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,08%, dolar Singapura 0,04%, won Korea Selatan 0,41%, peso Filipina 0,23%, rupee India 0,02%, yuan Tiongkok 0,09%, ringgit Malaysia 0,14%, dan baht Thailand 0,11%. Hanya dolar Hong Kong dan Taiwan yang menguat masing-masing 0,01% dan 0,28%.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan bahwa pasar perlu mewaspadai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terlihat berbalik arah menguat terhadap mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dolar Australia, yen Jepang, dan mata uang regional pagi ini. “Pasar kelihatannya melakukan konsolidasi menjelang pengumuman kebijakan moneter terbaru The Fed pada Kamis dini hari,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (14/6).
Menurut dia, hasil rapat The Fed kemungkinan besar masih akan tetap sama dengan rapat sebelumnya, mempertahankan kebijakan seperti pembelian obligasi US$ 120 miliar per bulan dan suku bunga acuan di dekat 0%. Namun, para pelaku pasar mewaspadai kemungkinan The Fed membuka diskusi mengenai perubahan kebijakan ke arah yang lebih ketat lantaran inflasi yang sudah melebihi target 2% selama beberapa bulan.
Diskusi tersebut, menurut Ariston, dapat menjadi indikasi otoritas moneter bersiap mengubah kebijakannya. “Ini bisa mendorong penguatan dolar AS ke depan,” ujarnya.
Dari dalam negeri, Ariston menilai, meningkatnya angka Covid-19 dapat menjadi pemicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Pekan kemarin, tercatat penambahan kasus baru lebih dari 9 ribu kasus, tertinggi sejak awal tahun. Bila angka ini berlanjut, kemungkinan terdapat pembatasan yang lebih ketat dan bisa menganggu perekonomian.
Ia pun memperkirakan rupiah akan melemah ke arah Rp 14.240 per dolar AS hari ini. Rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp 14.170 per dolar AS.
Mata uang Negeri Paman Sam bertahan stabil terhadap mata uang utama pada hari ini, setelah membukukan kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari sebulan. Penyebabnya, para pedagang menutup posisi jual menjelang pertemuan kebijakan The Fed minggu ini.
Greenback diperdagangkan sedikit berubah pada US$ 1,21075 terhadap euro di Asia, setelah menyentuh level tertinggi hampir satu bulan di US$ 1,2093 pada sesi sebelumnya. Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival, sebagian besar datar di 90,510 dari level 90,612 pada hari Jumat (11/6).
Dalam beberapa pekan terakhir, indeks telah berfluktuasi karena para pedagang mempertimbangkan jika tekanan inflasi ketika ekonomi dibuka kembali setelah pandemi dapat memaksa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk mengurangi stimulus sebelumnya. Komentar berulang oleh pembuat kebijakan bahwa inflasi akan bersifat sementara menenangkan kegelisahan itu.
Pasar juga mengantisipasi Fed yang kemungkinan akan memberikan petunjuk tentang waktu pengurangan program pembelian asetnya. “Reposisi dolar menunjukkan beberapa kegelisahan menuju pembaruan kebijakan FOMC,” kata Ahli Strategi NAB Jason Wong dalam sebuah catatan, Senin (14/6) dikutip dari Reuters.
Discussion about this post