[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan hampir semua sektor mengalami kontraksi akibat pandemi. Bambang mengaku bersyukur sektor pertanian yang menjamin ketersediaan pangan masih mengalami pertumbuhan positif.
“Tetapi sektor industri manufaktur yang menyumbangkan PDB terbesar di Indonesia ternyata juga mengalami kontraksi yang cukup berat,” ujar Bambang dalam Webinar Forum Diskusi Salemba 46 bertajuk “Outlook Perekonomian Indonesia 2021” di Jakarta.
Bambang menilai pertumbuhan negatif juga disebabkan penurunan konsumsi rumah tangga yang minus hingga empat persen. Padahal sektor tersebut penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran.
“Sayangnya investasi yang kita harapkan bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi juga mengalami kontraksi. Hal yang sama juga terjadi pada ekspor maupun impor meskipun kita lihat dari dari neraca perdagangan perekonomian mengalami surplus,” ucap Bambang.
Bambang menyampaikan satu-satunya yang tumbuh positif selama pandemi ialah konsumsi pemerintah melalui instrumen APBN yang harus berupaya menahan pertumbuhan ekonomi tidak terkoreksi terlalu dalam. Kata Bambang, dibandingkan demgan beberapa negara, kontraksi Indonesia lebih baik dibanding, namun Indonesia juga harus memperhatikan beberapa negara yang punya prestasi yang lebih baik dari dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang mana meskipun kontraksi atau pertumbuhan ekonominya lebih kecil dari sebelumnya tetapi mereka bisa menahan kontraksinya tidak terlalu dalam.
“Kita perhatikan negara-negara di sekitar kita, contohnya China sempat mengalami kontraksi yang sangat dalam pada kuartal I 2020, meskipun kemudian mereka mulai mencatat pertumbuhan positif pada kuartal berikutnya,” lanjut Bambang.
Bambang mengatakan dampak pandemi bagi banyak sektor usaha begitu terasa saat pemerintah memberlakukan PSBB pada triwulan II 2020 sehingga pertumbuhan ekonomi langsung terkoreksi. Setelah triwulan III, kata Bambang, beberapa sektor mulai mencatat melihat perbaikan meskipun tentunya masih dalam teritori kontraksi.
Ia mencontohkan industri pengolahan yang tadinya sempat terkoreksi sampai minus 6,9 persen kemudian membaik sedikit dengan kontraksi di sekitar minus 4,3 persen. Pun dengan sektor sektor transportasi dan pergudangan yang sempat minus 30 persen kini menjadi 16 persen.
“Hal yang sama untuk sektor konstruksi dan pariwisata yang mana untuk sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum sudah ada pemulihan pun masih minus 11,9 persen yang sudah jauh lebih baik dari minus 22 persen pada triwulan sebelumnya,” ucap Bambang.
Bambang menambahkan, ada juga beberapa sektor yang masih mengalami pertumbuhan seperti sektor informasi dan komunikasi serta tentunya sektor kesehatan dan kegiatan sosial yang mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi.
“Tentu ini bukan sesuatu yang kita inginkan tetapi paling tidak itu menunjukkan sektor kesehatan kita segera bereaksi dan segera menunjukkan antisipasi untuk penanganan,” kata Bambang.(msn)
Discussion about this post