KeuanganNegara.id -Menteri Keuangan Sri Mulyani memahami bahwa pengelolaan keuangan negara bukan lah hal yang mudah. Setiap hari dihadapkan dengan tantangan yang baru.
Bahkan kondisi ekonomi yang mengalami tekanan akibat pandemi corona saat ini penanganannya juga berbeda dengan krisis ekonomi tahun 1998 maupun 2008-2009. Untuk itu, dia meminta agar penanganan krisis ini bisa dijadikan bahan materi pendidikan dan pelatihan di Kementerian Keuangan.
“Kita minta BPPK (Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan), yaitu badan pelatihan di Kemenkeu, untuk materi penanganan krisis itu untuk ada di berbagai pelatihan,” ujar Sri Mulyani.
Menurut dia, tujuannya agar generasi berikutnya bisa mempelajari situasi saat ini. Meskipun ke depan tantangannya juga dinilai akan berbeda.
Hal tersebut juga yang diharapkan pada PKN STAN. Sri Mulyani berharap STAN memiliki kurikulum yang mampu membaca tantangan dalam mengelola keuangan negara di masa mendatang.
Seperti diketahui, Sri Mulyani melakukan penghentian sementara atau moratorium CPNS Kemenkeu selama lima tahun, termasuk dari lulusan STAN.
Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2020-2024.
Salah satu alasan Sri Mulyani melakukan moratorium tersebut yakni agar STAN mampu mendesain ulang kurikulum yang sesuai dengan kondisi keuangan negara.
“Jadi, PKN STAN yang menghasilkan semua lulusan adalah calon pengelola keuangan negara. Saya meminta untuk dilakukan transformasi yang sangat-sangat fundamental, karena kurikulumnya tidak hanya bicara masa lalu, masa kini, bahkan saya minta antisipasi masa depan,” tambahnya.(msn)
Discussion about this post