[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarimmengungkapkan cara pemerintah memfasilitasi kerja sama antara perguruan tinggi (kampus) dengan industri. Kerja sama ini penting agar keduanya bisa saling terkoneksi. Kampus bisa menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dunia usaha.
Dia mengatakan pemerintah memiliki sejumlah peran yakni sebagai pendukung, regulator, dan katalis. Namun, pemerintah tak bisa memaksa pihak kampus dan industri untuk saling bermitra lewat regulasi melainkan dengan berbagai macam insentif untuk berinvestasi di bidang pendidikan, misalnya lewat penelitian.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menjalankan program Kampus Merdeka. Program ini salah satunya bertujuan menghasilkan mahasiswa yang unggul dan bisa menjadi pendisrupsi revolusi industri 4.0.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga telah mengeluarkan insentif terkait sejumlah penelitian vokasi. “Hal (insentif) itu juga akan terus kami kembangkan untuk membuat para industri tertarik berpartisipasi dengan pihak kampus,” ujar Nadiem dalam video conference, peresmian pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) Virtual Tahun 2020.
Selain itu, struktur partisipasi mahasiswa saat magang di industri juga harus diubah. Dalam program Kampus Merdeka, konsep magang diperpanjang dari yang biasanya hanya sekitar dua bulan kini bisa menjadi satu semester hingga satu tahun.
Ini bertujuan agar para mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan belajar di industri lebih baik mendalam. “Nantinya, kesempatan industri untuk merekrut (pekerjaan bagi) mahasiswa tersebut pun menjadi jauh lebih besar,” ujar Nadiem.
Selanjutnya, Kemendikbud juga mendorong berbagai macam program studi untuk melakukan ‘pernikahan massal’ secara mendalam dengan industri. Nadiem mengatakan perjodohan massal antara pihak kampus dan industri dilakukan hingga tahap kontrak rekrutmen mahasiswa di perusahaan terkait.
“Kami akan fasilitasi itu secara besar dan Dirjen Vokasi kementerian kami juga memastikan ‘pernikahan massal’ ini terjadi di seluruh perguruan tinggi Indonesia, terutama di program pendidikan tinggi vokasi dan politeknik,” ujar Nadiem.
Kementeriannya juga bakal mengapresiasi perguruan tinggi yang mampu menggalang partisipasi dan kontribusi dengan sektor swasta, industri dan sebagainya. “Harus ada pengakuan dan apresiasi karena hal itu akan memutar roda perkawinan antara industri dan universitas,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sempat mengatakan bahwa perguruan tinggi harus lebih aktif melakukan kerjasama dengan para industri, termasuk kawasan industri terdekat. Upaya itu, menurut dia, bisa dilakukan universitas dengan cara membuka fakultas, departemen atau program studi terkait dengan jenis industri di kawasan tersebut.
“Kerjasama dengan industri bukan hanya memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa, tetapi perguruan tinggi juga bisa bekerjasama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, untuk R&D (research and development) di dunia industri sekaligus pengembangan ilmu murni,” ujar Jokowi.(msn)
Discussion about this post