[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id – Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut tak ada nama Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama dalam rencana pergantian direksi PT Pertamina (Persero).
Sebelulmya, Arya mengisyaratkan sejumlah pergantian dalam jajaran eksekutif perusahaan pelat merah tersebut. Ahok sendiri saat ini masih menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Pertamina.
“[Perombakan] ada sedikit-sedikit, kalau pun ada. Lihat saja nanti. Sampai hari ini kami belum ada masuk nama Pak Ahok sebagai eksekutif di Pertamina,” ungkapnya, ketika ditanya soal rumor bahwa Ahok akan masuk ke jajaran direksi Pertamina.
Arya juga enggan merinci jika perombakan yang akan dilakukan merupakan perombakan secara struktural atau pun pencopotan beberapa nama di jajaran direksi.
Di kesempatan sama, Arya juga membantah keputusan perombakan jajaran direksi berbagai BUMN Karya dipicu oleh kinerja buruk pihak manajemen.
“Enggak [soal kinerja], kalau lihat keuangannya kan oke-oke saja, bagus. Tapi ya karena butuh regenerasi saja,” jelas Arya.
Sebelumnya, Erick Thohir memutuskan untuk merombak susunan direksi dan komisaris PT Hutama Karya. Dalam perombakan itu, Erick melengserkan bos PT Hutama karya (Persero) Bintang Prabowo dari kursinya dan menunjuk Budi Harto sebagai penggantinya.
Budi sehari sebelumnya dicopot dari posisinya sebagai direktur utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Selain itu, Erick juga menetapkan susunan komisaris Hutama Karya yang baru. Dalam susunan tersebut, terdapat nama politisi PKB Muhammad Lukman Edy yang diangkat menjadi wakil komisaris utama merangkap komisaris independen.
Selain itu,Erick juga merombak susunan direksi dan komisaris PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Dalam perombakan itu, Erick memutuskan untuk mencopot Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman dari posisinya sebagai komisaris utama Adhi Karya.
Posisi Fadjroel digantikan oleh Dody Usodo Hargo. Selain Fadjroel, ada tiga komisaris lainnya yang juga dicopot dari kursi komisaris, yakni Bobby A A Nazief, Wicipto Setiadi, dan Rildo Ananda Anwar.(cnn)
Discussion about this post