Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Bukan RAPBN 2020, Penguatan Rupiah Hari Ini Didorong Global

sunardobysunardo
2019-08-16
inEkonomi, Nasional
Reading Time: 2 mins read
AA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.245 per dolarAmerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (16/8) sore. Rupiah menguat 0,2 persen dibandingkan penutupan pada Kamis (15/8) yakni Rp14.272 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.258 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin yakni Rp14.296 per dolar AS. Rupiah pada hari ini berada di dalam rentang Rp14.226 per dolar AS hingga Rp14.268 per dolar AS.

Sore hari ini, sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, dolar Singapura menguat 0,09 persen, rupee India menguat 0,16 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,29 persen.

Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,35 persen dan peso Filipina menguat 0,41 persen. Sementara itu, terdapat pula mata uang yang melemah yakni yuan China 0,09 persen, baht Thailand 0,13 persen, dan yen Jepang 0,21 persen.

Sementara itu, mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS seperti dolar Australia 0,13 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,45 persen. Namun, euro melemah 0,22 persen terhadap dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah hari ini masih didominasi sentimen eksternal. Pengaruh pertama datang dari Amerika Serikat yang mencatat kenaikan penjualan ritel sebesar 0,7 persen pada Juli lalu.

Sejatinya, ini bisa menjadi angin negatif bagi rupiah. Hanya saja, dampak ini tertahan oleh kondisiinverted yield curveyang dialami AS. Adapun,inverted yield curveadalah kondisi di mana obligasi pemerintah bertenor pendek lebih tinggi dibanding jangka panjang.

Inverted yield curveini mengindikasikan bahwa AS tengah memasuki tanda-tanda resesi.

“Inversi dalam kurva imbal hasil obligasi AS ini secara historis telah mengawali beberapa kondisi resesi AS di masa lampau. Ini memicu kekhawatiran baru tentang dampak ekonomi dari perang perdagangan AS-China,” jelas Ibrahim, Jumat (16/8).

Faktor kedua adalah rilis perdagangan pada Juli 2019 ternyata jauh dari ekspektasi pasar. Memang, neraca perdagangan pada Juli defisit US$63,5 juta namun ini lebih kecil dibandingkan ekspektasi sebelumnya US$384,5 juta.

“Sehingga wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke Indonesia, yang merupakan salah satu aset berisiko,” papar dia. (cnn)

Previous Post

Jokowi Janji Kendalikan Utang di Batas Aman

Next Post

DPR Soroti Penurunan Pajak yang Seret di 2019

sunardo

sunardo

Next Post

DPR Soroti Penurunan Pajak yang Seret di 2019

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In