KeuanganNegara.id- Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) merekomendasikan empat industri potensial yang perlu dikembangkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai persiapan strategis untuk menghadapi persaingan ekonomi global.
Ketua KEIN Soetrisno Bachir menyebutkan empat sektor industri potensial yang perlu dikembangkan itu meliputi industri agro, maritim, kreatif dan digital, serta industri pariwisata.
“Dengan basis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, Indonesia mesti memiliki industri yang mampu bersaing di tingkat global,” tutur SB, panggilan akrab Soetrino ketika menjadi keynote speaker dalam acara FGD & Business Meeting di Institut Teknologi 10 November di Surabaya.
Industri non-migas, menurutnya, memang punya kontribusi yang cukup signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), dengan sumbangan 19,86 persen dari total PDB dengan tingkat pertumbuhan 4,7 persen.
Sementara negara-negara dengan perekonomian yang kuat di Asia (Tiongkok, Jepang, Korea Selatan) juga ditopang sektor industri pengolahan yang berkontribusi di atas 20 persen.
Berdasar fakta itu, lanjut SB, Indonesia yang memiliki tanah yang subur dan keanekaragaman hayati perlu upaya mendorong kegiatan agro berbasis off farm dengan beragam industri turunan.
Sedang di sektor maritim, Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia dengan kekayaan laut yang luar biasa.
“Jadi, kita perlu kembangkan industri budi daya ikan laut yang bisa menjaga keberlangsungan ekspor produk hasil laut,” kata SB.
Selanjutnya, untuk industri kreatif dan digital, kata dia, Indonesia merupakan negara yang multikultur dan memiliki beragam keudayaan berupa kerajinan. Ini ditambah keunggulan sumber daya manusia milenial bersamaan dengan tumbuhnya industri digital.
Industri non-migas, menurutnya, memang punya kontribusi yang cukup signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), dengan sumbangan 19,86 persen dari total PDB dengan tingkat pertumbuhan 4,7 persen.
Sementara negara-negara dengan perekonomian yang kuat di Asia (Tiongkok, Jepang, Korea Selatan) juga ditopang sektor industri pengolahan yang berkontribusi di atas 20 persen.
Berdasar fakta itu, lanjut SB, Indonesia yang memiliki tanah yang subur dan keanekaragaman hayati perlu upaya mendorong kegiatan agro berbasis off farm dengan beragam industri turunan.
Sedang di sektor maritim, Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia dengan kekayaan laut yang luar biasa.
“Jadi, kita perlu kembangkan industri budi daya ikan laut yang bisa menjaga keberlangsungan ekspor produk hasil laut,” kata SB.
Selanjutnya, untuk industri kreatif dan digital, kata dia, Indonesia merupakan negara yang multikultur dan memiliki beragam keudayaan berupa kerajinan. Ini ditambah keunggulan sumber daya manusia milenial bersamaan dengan tumbuhnya industri digital.
Pernyataan SB merujuk kepada laporan Google bersama Temasek Holdings dan perusahaan konsultan bisnis global Bain & Company yang memperkirakan ekonomi digital Asia Tenggara akan mencapai US$100 miliar atau tumbuh 39 persen pada tahun ini. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi digital di kawasan mencapai US$300 miliar pada 2025, dari sebelumnya diperkirakan US$240 miliar.
Konsumen muda atau milenial disebut telah beralih menggunakan telepon pintar mereka untuk segala hal. Mulai dari transaksi perbankan, game dan membeli tiket perjalanan. Laporan sekitar 64 halaman itu menyebutkan laju pertumbuhan ini melebihi ekspektasi semua orang.
Indonesia sendiri saat ini sudah memiliki beberapa startup unicorn, ada yang bahkan termasuk kategori decacorn.
Di sektor industri pariwisata, menurut SB, Indonesia juga berpotensi menjadi pemain global karena memiliki tempat-tempat yang indah dan sangat beragam serta berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan.
“Penguatan di empat sektor industri prioritas tersebut sebagai kekuatan untuk bersaing di tingkat global, akan turut mendorong pertumbuhan berbagai sektor ekonomi lokal yang lain, seperti: industri makanan olahan, tekstil, perumahan, properti, dan keuangan,” kata SB. (cnn)
Discussion about this post