KeuanganNegara.id- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menginginkan kemajuan yang berarti dalam perundingan dagang untuk mengakhiri perang dagang dengan China. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menjelang negosiasi perdagangan antara kedua negara.
“Kami tidak menginginkan perjalanan yang hanya berupa rangkaian diskusi. Kami ingin membuat kemajuan yang berarti,” ujar Mnuchin, seperti dilansir dariAFP, Jumat (13/9).
KepadaCNBC, seperti dikutip AFP, Mnuchin mengaku optimistis namun tetap waspada terkait peluang selesainya sengketa dagang antara kedua negara. Menurut Mnuchin, sejauh ini, pembicaraan kedua negara belum memperoleh kemajuan yang berarti. Sebagai pengingat, perwakilan kedua negara bertemu di Shanghai pada akhir Juli lalu.
Dalam waktu dekat, AS dan China akan menggelar pembicaraan awal di tingkat deputi untuk memastikan negosiasi berikutnya yang dihadiri pejabat senior bisa mengarah kepada tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga telah sepakat untuk menunda kenaikan tarif impor China senilai US$250 miliar hingga 15 Oktober. Keputusan itu diambil setelah China setuju untuk tidak memberlakukan tarif balasan terhadap sejumlah produk AS.
Pada Kamis (12/9) kemarin, China mempertanyakan produk pertanian AS yang tidak termasuk dalam daftar pengecualian tarif balasannya, seperti daging babi dan kedelai.
“Diperkirakan China akan membeli sejumlah besar produk pertanian kami!” cuit Trump melalui akun Twitternya, Kamis (12/9).
Sektor pertanian AS telah menanggung dampak negatif dari sengketa kedua negara, terutama setelah ekspor kedelai AS anjlok tahun lalu.
Kendati demikian, Trump meyakini perang dagang yang berkepanjangan lebih berdampak buruk pada perekonomian China dibandingkan Negeri Paman Sam.Penasihat perdagangan Trump Peter Navarro mengatakan bahwa AS kini fokus menangani ‘tujuh tindakan agresi ekonomi’ yang dilakukan China.
Agresi ekonomi itu di antaranya seperti meretas komputer untuk mencuri rahasia bisnis AS dan mencuri kekayaan intelektual dan memanipulasi mata uang.
Perang dagang sendiri merupakan imbas dari upaya Trump untuk menekan defisit perdagangan AS dengan China yang lebar. Bagi Trump, defisit mencerminkan kekalahan AS.
Namun, selagi perang dagang berlangsung, belum ada tanda-tanda berkurangnya defisit tersebut dengan angka defisit perdagangan AS dengan China mencapai US$419,52 miliar pada 2018.
Sebagai informasi, selama sebelas bulan terakhir, hingga Agustus 2019, Kementerian Keuangan AS telah mengumpulkan bea masuk yang dibayarkan importir hingga US$66 miliar atau melesat 73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (cnn)
Discussion about this post