KeuanganNegara.id- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta eksportir untuk tidak khawatir terhadap penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini. Sebelumnya, ketika rupiah menguat harga barang ekspor Indonesia menjadi relatif lebih mahal di mata pemegang dolar AS.
Menurut mantan gubernur Bank Indonesia ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam level yang tidak mengkhawatirkan. “Awal 2018, kurs kita (rupiah) itu Rp 13.400 apa Rp 13.500 (per dolar AS), masa sekarang Rp 14.000 atau dekat-dekat Rp 13.900 sudah khawatir, ngerti nggak? Kalau sudah Rp 13.400 atau Rp 13.300 (per dolar AS) boleh khawatir,” ujar Darmin di kantornya, Jumat (13/9).
Menurut Darmin, penguatan rupiah terhadap dolar AS merupakan sesuatu yang wajar. Sebagai catatan, nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp13.966 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (13/9) sore. Posisi ini menguat 0,2 persen dibanding penutupan pada Kamis (12/9), Rp13.994 per dolar AS.
“Arahnya memang begitu,” tuturnya.
Sepanjang periode Januari-Juli 2019, ekspor Indonesia melemah dibandingkan tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada periode tersebut hanya US$95,79 miliar atau turun 8,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, US$104,14 miliar.
Discussion about this post