Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Lima Negara Raksasa Dunia Berisiko Resesi Ekonomi

Keuangan Negara Indonesia by Keuangan Negara Indonesia
2019-08-15
in Ekonomi, Internasional
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

 

 

Lima Negara Raksasa Dunia Berisiko Resesi Ekonomi

KeuanganNegara.id– Lima negara dengan ekonomi raksasa di dunia berisiko mengalami resesi ekonomi. Kelima negara itu antara lain, Jerman, Inggris, Italia, Brasil, dan Meksiko.

Resesi ekonomi biasanya didefinisikan sebagai kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada dua kuartal berturut-turut.

Kelima negara tersebut termasuk dalam 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, atau biasa dikenal dengan G20. Potensi resesi ekonomi kemungkinan akan menggeser peringkat kelima negara di posisi lebih rendah.

Di Asia, Singapura dan Hong Kong juga mengalami hantaman dari sisi domestik. Meski kedua negara memiliki kapasitas ekonomi lebih kecil dari kelima negara di atar, namun memiliki fungsi krusial sebagai pasar keuangan dan perdagangan global.

Data pemerintah pada Rabu(15/8) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jerman, negara berperingkat ekonomi terbesar keempat di dunia, mengalami kontraksi pada tiga bulan kedua tahun ini.

Masih di Eropa, pertumbuhan ekonomi Italia melandai pada kuartal II 2019. Berdasarkan data pemerintah, produktivitas Negeri Pizza melemah, pengangguran kaum muda tinggi, utang meningkat, dan kekacauan politik yang harus disalahkan atas kelesuan ekonomi tersebut.”Intinya bahwa ekonomi Jerman tertatih-tatih di tepi resesi,” kata Kepala Ekonom Capital Economics Wilayah Eropa Andrew Kenningham seperti dikutip CNN, Kamis (15/8).

Carsten Brzeski, Kepala Ekonom Belanda ING menilai Jerman sangat bergantung pada eksportir yang menjual barang dengan jumlah tidak proporsional ke China dan Amerika Serikat (AS). Penjualan mobil global Lackluster juga melanda produsen mobilnya.

“Laporan PDB (produk domestik bruto) hari ini jelas menandai akhir dekade emas bagi ekonomi Jerman,” kata Brzeski.

Ketika kekhawatiran keluarnya Inggris dari Eropa (British Exit/Brexit) membantu menyeret ekonomi Jerman, hal itu malah menjadi penyebab paling menyakitkan bagi Inggris. Pertumbuhan ekonomi Negeri Ratu Elizabeth itu menyusut pada kuartal II 2019, untuk pertama kalinya sejak 2012.

Inggris disebut-sebut harus pulih pada kuartal ketiga untuk menghindari resesi langsung. Namun, jika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menarik negara itu keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan untuk melindungi perdagangan pada tanggal 31 Oktober, resesi kemungkinan tidak akan terhindarkan.

Sementara itu, Meksiko baru saja menghindari resesi, meski ekonomi diperkirakan akan tetap melemah tahun ini. Investasi Meksiko tercatat menurun, sedangkan sektor jasa berada di bawah tekanan.

Data pemerintah Brasil juga menunjukkan bahwa ekonomi Negeri Samba tergelincir ke dalam resesi pada kuartal kedua. Ekonomi terbesar di Amerika Latin mengalami penurunan produksi, disertai pengangguran yang tinggi.

Pertumbuhan ekonomi masing-masing negara terseret ke level lebih rendah karena sejumlah faktor. Beberapa di antaranya ialah kemerosotan manufaktur global dan penurunan kepercayaan bisnis tajam yang memperburuk keadaan.

Ekonomi raksasa China tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir tiga dekade. Penyebab utamanya tak lain adalah aksi perang dagang yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam diketahui bakal mengenakan pajak baru pada ekspor China per September dan Desember 2019.

“Fitur umum adalah latar belakang global yang lemah,” kata Kepala Ekonom Capital Economics Neil Shearing.

Bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi hanya 3,2 persen, berada pada tingkat ekspansi terlemah sejak 2009. Ia juga menurunkan ekspektasi untuk 2020 menjadi 3,5 persen. (cnn)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

Di Balik Uang ‘Panas’ Pinjaman Online Ilegal

Next Post

Pemerintah Terus Berupaya Perbaiki Iklim Investasi Untuk Bertahan Dari Ketidakpastian Global

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Pemerintah Terus Berupaya Perbaiki Iklim Investasi Untuk Bertahan Dari Ketidakpastian Global

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In