[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim pelaksanaan mandatori campuran biodiesel 20 persen ke minyak solar (B20) sukses menekan impor minyak. Kesuksesan tercermin dari peran program tersebut dalam penurunan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal III 2019.
“Ini kan ada perbaikan, impor migas turun. Neraca perdagangan membaik. Ini mencerminkan program B20 berjalan,” ungkap Airlangga.
“Impor migas turun karena B20. Makanya ke depan kami akan implementasikan B30,” terang dia.
Bila program B30 berjalan, maka bukan tidak mungkin CAD Indonesia semakin membaik ke depannya. Oleh karena itu, Airlangga sengaja memasukkan pelaksanaan B30 dalam program prioritas dalam jangka panjang.
“Lalu kami juga sedang membuat peta jalan untuk B40, B70, sampai B100. Ini langkah kami perbaiki terus neraca perdagangan,” ucap Airlangga.
Sementara, impor nonmigas tercatat naik pada September 2019 dari US$12,31 miliar menjadi US$12,66 miliar. Secara keseluruhan, neraca perdagangan masih tercatat defisit sebesar US$160 juta.
Adapun, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal III 2019 sebesar US$7,7 miliar atau 2,7 persen dari PDB, lebih rendah dibandingkan defisit kuartal sebelumnya, yaitu US$8,2 miliar (2,9 persen dari PDB).
Perbaikan CAD ini membuat defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III 2019 ikut turun, yakni sebesar US$46 juta. Pada kuartal sebelumnya sempat mencapai US$2 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko bilang NPI menunjukkan ketahanan eksternal ekonomi RI tetap terjaga, di tengah kondisi ekonomi global yang melambat. (cnn)
Discussion about this post