KeuanganNegara.id– Pemerintah belum mengambil keputusan resmi atas usulan penyaluran beras oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN), seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Anggota Kepolisian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengimbau Bulog untuk lebih berfokus menyalurkan beras untuk Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).
Sebelumnya, usul agar para ASN menggunakan beras Bulog disuarakan oleh Direktur Utama Bulog Budi Waseso alias Buwas. Ia ingin para abdi negara menggunakan beras dari perusahaannya sebagai dukungan atas tata kelola Bulog terhadap hasil produksi petani.
Para ASN, kata Buwas, bisa membeli beras Bulog dengan harga yang lebih terjangkau daripada di pasar.
Menanggapi usulan tersebut, Darmin memberi sinyal agar perusahaan pelat merah itu lebih dulu fokus mengurus tata kelola dan distribusi beras untuk program BPNT. Sebab, hal itu menjadi penugasan pemerintah kepada Bulog.
“Kebijakan saat ini adalah menyalurkan untuk BPNT, bukan ASN, jadi itu belum kami bicarakan. Yang sudah kami putuskan baru BPNT pakai beras Bulog sampai Desember,” ujar Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (24/9) malam.
Khusus program BPNT, pemerintah melalui Kementerian Sosial sudah memberi penugasan kepada Bulog untuk memenuhi kebutuhan program bantuan sosial itu sekitar 1,5 juta ton sepanjang tahun ini.
Pada semester II 2019, Bulog berencana menyalurkan beras sekitar 700 ribu ton. Sementara realisasi penyaluran sudah mencapai 300 ribu ton pada pertengahan September 2019.
Buwas meyakini ada permainan oleh oknum tertentu sehingga harga beras meningkat. Maka itu, operasi pasar dilakukan sebagai bentuk perlawanan.
Operasi Pasar Lawan Permainan Harga Beras
Pada Selasa (24/9), Bulog melakukan Operasi Pasar untuk mencegah dan menangani terjadinya gejolak harga.
“Memang sudah panen sudah selesai ya dari mulai harga gabah dan naik dan pada akhirnya jadi beras pun jadi mahal. Nah tugas bulog adalah stabilisasi harga oleh sebab itu kita (Bulog) sudah mulai operasi pasar,” ujar Buwas.
Buwas menyampaikan saat ini Bulog sudah menyiapkan total 500 ribu ton logistik untuk operasi pasar hingga bulan Desember. Sedangkan untuk di luar BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) disediakan sekitar 700 ribu ton.
Menurut dia, program operasi pasar ini sebagai bentuk Bulog menyikapi musim kering yang menyebabkan produksi pertanian minim, sehingga harga meningkat.
“Kalau kita lemah mereka (oknum) mempermainkan. Kalau kita tidak menggunakan operasi pasar dia kendalikan, dia menentukan harga karena dia yang punya pasarnya,” ujar Buwas
Berdasarkan data per 23 September 2019, realisasi pelaksanaan operasi pasar tercatat sebesar 333.401 ton dengan rata-rata realisasi per hari hingga 1.126 ton. Sedangkan khusus DKI Jakarta, realisasi mencapai 42.026 ton dengan realisasi per hari hingga 2.159 ton. (cnn)
Discussion about this post