[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah menguat ke Rp14.110 per dolar AS atau sebesar 0,04 persen pada perdagangan pasar spot, Rabu (4/12) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp14.115 per dolar AS pada penutupan pasar Selasa (3/12).
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Won Korea terpantau melemah 0,36 persen, ringgit Malaysia 0,10 persen, lira Turki 0,05 persen, dan baht Thailand 0,03 persen. Penguatan terjadi pada yen Jepang, dolar Taiwan, dan dolar Singapura yang sama-sama menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Dolar Kanada menguat 0,03 persen, dan euro menguat tipis 0,01 persen. Sementara Poundsterling Inggris bergerak stagnan, dan hanya dolar Australia yang melemah dengan nilai 0,08 persen terhadap dolar AS.
Meski menguat, kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai rupiah akan kembali melemah akibat sentimen perang dagang antara AS dan China.
Pasalnya, masih ada kekhawatiran pasar soal penyelesaian perang dagang antara AS-China, dan munculnya masalah perdagangan baru AS dengan negara lainnya.
Kekhawatiran terjadi setelah Selasa (3/12) malam kemarin, Presiden AS Donald Trump juga memberikan pernyataan bahwa kesepakatan dagang pihaknya dengan China mungkin harus menunggu pemilu AS.
“Ini mengindikasikan bahwa negosiasi AS dan China berjalan alot, dan mungkin kesepakatan tidak akan tercapai dalam waktu dekat,” kata Ariston.
Di samping itu, Ariston mengatakan rupiah juga mendapatkan tekanan dari rencana AS mengenakan tarif impor asal Brasil, Argentina dan Perancis. Ancaman tarif tersebut membuka ketegangan dagang global baru dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.080 hingga Rp14.150 per dolar AS hari ini. (cnn)
Discussion about this post