KeuanganNegara.id- Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui peningkatan target dividen atas laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun buku 2019 sebesar Rp49 triliun. Angka ini meningkat Rp1 triliun dibandingkan target sebelumnya yakni Rp48 triliun.
Target ini disepakati setelah Komisi VI DPR RI melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri BUMN yang diwakili oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Ini pun merupakan kelanjutan dari rapat sebelumnya yang dihelat 4 September 2019.
“Pembagian target dividen Rp1 triliun dari semula Rp48 triliun menjadi Rp49 triliun, agar Kementerian BUMN melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan,” ujar Ketua Komisi VI Dito Ganinduto di Gedung DPR, Kamis (12/9).
Adapun, target dividen bagi pemerintah ini nantinya akan masuk sebagai salah satu komponen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tercantum di dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Artinya, negara berpotensi menambah kantong sebanyak Rp1 triliun di tahun depan.
Hanya saja, Airlangga menerangkan bahwa kenaikan target dividen ini masih perlu dibahas oleh internal pemerintah. Utamanya, untuk mencari porsi dividen yang perlu disetor oleh perusahaan pelat merah di bawah naungan Kementerian BUMN dan BUMN yang berada di bawah pengawasan Kementerian Keuangan.
“Target penerimaan dividen dari BUMN sebesar Rp49 triliun yang porsi pembagian antara BUMN Kementerian BUMN dan BUMN di bawah Kementerian Keuangan akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Kementerian Keuangan,” kata Airlangga di tempat yang sama.
Dengan kenaikan target tersebut, artinya setoran dividen BUMN ke pemerintah meningkat 7,2 persen dibanding prognosa penerimaan dividen tahun ini, yang berasal dari tahun buku 2018, sebesar Rp45,7 triliun. Sementara itu, realisasi penerimaan dividen hingga Juli 2019 sudah mencapai Rp38,98 triliun.
Selain menyetujui target dividen, Komisi VI juga menyetujui pagu anggaran Kementerian BUMN di RAPBN 2020 sebesar Rp345,8 triliun atau meningkat 33,29 persen dibandingkan pagu tahun ini, Rp259,43 triliun. (cnn)
Discussion about this post