[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Presiden AS Donald Trump mematahkan harapan damai dari perang dagang dengan China. Ia menegaskan bahwa AS belum setuju untuk menghapus tarif atas impor sejumlah barang dari China.
Pernyataan Trump yang dilemparkan pada akhir pekan itu sekaligus menepis optimisme Kementerian Perdagangan China yang sebelumnya menyebut ada peluang kesepakatan dagang.
“Mereka (China) ingin kemunduran. Saya belum menyetujui apapun. China ingin sedikit kemunduran, bukan kemunduran total karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya,” ujar Trump.
Persoalan tarif impor menjadi titik utama dalam negosiasi kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut. Persoalan tarif pertama kali mencuat pada awal tahun lalu karena klaim Trump atas ketidakseimbangan neraca dagang antara AS dan China.
Perang dagang menjadi sengit dan berdampak pada negara-negara lain di dunia. Alhasil, kedua pemimpin negara sepakat untuk bertemu dan membahas jalan damai. Namun, hingga kini kedua belah pihak belum juga bersepakat.
Akibatnya, ekonomi negara-negara di dunia ikut terdampak, termasuk pasar uang dan investasi. Pasang surut kesepakatan AS dan China ini sebetulnya bukan hal baru. Para ekonom bahkan mengaku skeptis akan tercapai kesepakatan sejak awal pertemuan.
“Kita telah belajar dengan negosiasi ini bahwa mereka tidak selesai sampai tinta mengering. Saya sendiri masih belum yakini kesepakatan akan dilakukan,” ujar Scott Kennedy, Wakil Direktur Ketua Freeman sekaligus Pusat Studi Strategis dan Internasional, think thank Washington.
Sementara itu, Ekonom UBS Robert Martin mengaku telah memperingatkan kliennya untuk tidak menaruh harap karena tanda-tanda perdamaian akan tertunda hingga Desember 2019.
“Kami telah lama mencatat penandatanganan kesepakatan yang komprehensif terbukti sulit dipahami dan kami sekarang memiliki konfirmasi bahwa penandatanganan bahkan perjanjian paling mudah pun terbukti bermasalah,” imbuh dia.
Dalam beberapa pekan terakhir, penasihat Trump telah mendesak untuk mengurangi ketegangan perdagangan dengan China karena risikonya mengancam ekonomi AS, termasuk mengancam suara Trump pada pemilihan umum 2020 mendatang.
“Saran kami adalah mendapatkan tawaran terbaik yang bisa Anda dapatkan sekarang, karena begitu Anda menandatangani perjanjian, perekonomian akan melaju. Inilah satu-satunya hal yang menahan pertumbuhan sekarang,” terang Stephen Moore, tokoh yang sempat dipertimbangkan untuk duduk di The Federal Reserve awal tahun ini. (cnn)
Discussion about this post