[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali I Ketut Ardana mengatakan, Bali berpotensi kehilangan sekitar 100 ribu turis asal China jika kasus penyebaran virus corona hingga Februari 2020 mendatang belum tuntas.
Menurut Ardana, hal itu membuat para pelaku usaha pariwisata di Bali terpukul. Musababnya, mereka akan kehilangan banyak akomodasi turis asal China yang batal pelesir ke Pulau Dewata.
“Kalau hitung sampai Februari case-nya ini, kalau bulan Februari saja, kita kehilangan 100 ribuan (wisatawan China),” kata Ardana.
Ardana mengatakan rata-rata turis China akan mengeluarkan uang sebanyak USD 1.200 per orang atau setara dengan Rp 16,3 juta (dengan kurs USD 1 = Rp 13.634) saat liburan ke Bali. Artinya, jika 100 ribu turis China batal datang ke Bali, ada sekitar Rp 1,6 triliun potensi pendapatan yang tak masuk ke Pulau Dewata ini.
Dari catatan Ardana, sejak virus corona merebak ada sebanyak 10 ribu turis yang telah membatalkan perjalanan ke Bali.
“Mereka (pelaku pariwisata) cukup terpuruk karena banyak yang tak datang,” kata dia.
Meski demikian, Ardana meminta para pelaku pariwisata ini tak terlalu khawatir. Menurut dia, masih ada turis-turis dari negara lainnya. Apalagi, Bali saat ini sedang berusaha menggaet turis dari Eropa, India dan Vietnam. (msn)
Discussion about this post