[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan ada penambahan produksi minyak sebesar 8.500 barel per hari (barrel oil per day/bopd) dan gas sebesar 124-125 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Kepala Divisi Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan penambahan itu berasal dari enam proyek lapangan minyak dan gas (migas) yang ditargetkan bisa berproduksi dalam dalam dua bulan terakhir tahun ini.
“Kami sampai November dan Desember 2019 ada tambahan enam proyek. Salah satunya di Natuna,” ungkap Wisnu.
Ia mengatakan enam proyek yang dimaksud, antara lain Bison-Iguana-Gajah-Putri, Natuna, Temelat, Jabung, Proyek Panen, Kedung Kris, Bambu Besar, dan Bukit Tua. Nantinya, penambahan produksi ini akan mengerek produk migas siap jual (lifting migas) dalam waktu mendatang. Berdasarkan catatan SKK Migas, total lifting migas kuartal III 2019 hanya 1,8 juta BOEPD.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penurunan lifting migas disebabkan melorotnya harga gas dunia selama sembilan bulan pertama tahun ini. Hal itu membuat pengusaha tak menjualnya ke pasaran.
“Harga gas dunia sangat rendah, sehingga kami lebih baik menyimpan gas daripada dijual. Lifting pada 2019 terus terang agak terpukul sebagian besar karena itu,” kata Dwi.
Tak hanya itu, sentimen lainnya juga datang dari kebakaran hutan di Pulau Sumatra beberapa waktu lalu. Peristiwa itu membuat beberapa blok migas terpaksa disetop. (cnn)
[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan ada penambahan produksi minyak sebesar 8.500 barel per hari (barrel oil per day/bopd) dan gas sebesar 124-125 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Kepala Divisi Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan penambahan itu berasal dari enam proyek lapangan minyak dan gas (migas) yang ditargetkan bisa berproduksi dalam dalam dua bulan terakhir tahun ini.
“Kami sampai November dan Desember 2019 ada tambahan enam proyek. Salah satunya di Natuna,” ungkap Wisnu.
Ia mengatakan enam proyek yang dimaksud, antara lain Bison-Iguana-Gajah-Putri, Natuna, Temelat, Jabung, Proyek Panen, Kedung Kris, Bambu Besar, dan Bukit Tua. Nantinya, penambahan produksi ini akan mengerek produk migas siap jual (lifting migas) dalam waktu mendatang. Berdasarkan catatan SKK Migas, total lifting migas kuartal III 2019 hanya 1,8 juta BOEPD.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penurunan lifting migas disebabkan melorotnya harga gas dunia selama sembilan bulan pertama tahun ini. Hal itu membuat pengusaha tak menjualnya ke pasaran.
“Harga gas dunia sangat rendah, sehingga kami lebih baik menyimpan gas daripada dijual. Lifting pada 2019 terus terang agak terpukul sebagian besar karena itu,” kata Dwi.
Tak hanya itu, sentimen lainnya juga datang dari kebakaran hutan di Pulau Sumatra beberapa waktu lalu. Peristiwa itu membuat beberapa blok migas terpaksa disetop. (cnn)
Discussion about this post