KeuanganNegara.id– Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraandi Sidang Bersama DPD/DPR melempar kritik para elite yang hobi studi banding ke luar negeri. Jokowi menegaskan bahwa studi banding mestinya tak perlu banyak dilakukan karena era teknologi membuatnya tak lagi relevan.
“Info yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone. Mau ke Amerika Serikat, di sini komplit ada semuanya, mau ke Rusia semua ada, Jerman ada semuanya,” kata Jokowi dalam pidato kenegaraan sambil memegang telepon seluler, Jumat (15/8).
Mulanya imbauan Jokowi hanya tertuju kepada jajaran eksekutif. Namun demikian, Jokowi juga mengalamatkan imbauan tersebut ke jajaran anggota legislatif yang hadir.
“Dan saya kira ini juga relevan untuk Bapak-Ibu anggota dewan,” kata Jokowi menambahkan.
Selain itu, Jokowi juga meminta semua jajaran mulai dari pemerintah, DPR, DPD, MPR, DPRD, hingga pemda untuk berani melakukan langkah baru. Ia meminta agar semua pihak tak terjebak pada regulasi kaku, formalitas dan rumit. Pidato Jokowi sempat mengundang tawa dan tepuk tangan di kalangan anggota dewan yang hadir. Jokowi pun sempat tersenyum usai mengucapkan sindiran itu.
Dalam pidatonya, Jokowi juga menyinggung terkait kinerja lembaga penegakan hukum dan HAM. Ia meminta lembaga hukum untuk tak terfokus pada jumlah kasus yang ditangani dan jumlah orang yang dipenjarakan.
“Harus juga diukur dari berapa potensi pelanggaran hukum dan pelanggaran HAM bisa dicegah, berapa potensi kerugian negara yang bisa diselamatkan. Ini perlu kita garis bawahi. Oleh sebab itu, manajemen tata kelola serta sistemlah yang harus dibangun,” ujar dia.
“Kita tidak bisa membiarkan regulasi yang menjebak kita menakut-nakuti kita yang justru menghambat inovasi. Ini harus dibongkar sampai ke akar-akarnya,” tutur Jokowi. (cnn)
Discussion about this post